Tuesday, July 12, 2016

Tag: ,

Surat Terbuka Untuk Pak Anis Baswedan

Surat Terbuka - Mata pelajaran (mapel) Teknik Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI), oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI telah dihapuskan dalam kurikulum pendidikan yang baru.

Kebijakan ini sontak mendapatkan reaksi penolakan. Terutama bagi guru-guru mata pelajaran tersebut yang mempunyai background di bidang TIK. Beberapa kali guru-guru tersebut menyuarakan kekecewaan dan aspirasi mereka kepada Anis Baswedan selaku Mendikbud. 
Mulai dari tulisan di laman Facebook, surat terbuka hingga melakukan audiensi langsung. Seperti yang dituliskan oleh Wijaya Kusumah, seorang guru TIK dan juga blogger aktif berupa Surat Terbuka untuk Pak Anies Baswedan di bawah ini: 

Surat Terbuka untuk Anis Baswedan 


Yth Pak Anies Baswedan.

Semoga bapak Anies dalam keadaan sehat selalu, dan terus menginspirasi kami agar mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Semoga pula bapak masih mau dan tidak bosan mendengarkan inspirasi kami dari guru TIK dan KKPI se-Indonesia.

Inilah surat cinta kami untuk bapak. Surat cinta dari guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI).

Beberapa bulan lalu, teman-teman guru TIK dan KKPI mendapatkan panggilan untuk mengikuti diklat guru TIK dan KKPI. Namun mereka ternyata kecewa. TIK berubah menjadi layanan dan bukan mata pelajaran seperti tertulis dalam permendikbud 68 tahun 2014 dan permendikbud nomor 45 tahun 2015 tentang peran guru TIK dan KKPI. TIK bukan bimbingan, tetapi TIK adalah mata pelajaran sesuai dengan kaidah filsafat ilmu.

Perjuangan kami dari awal adalah mengembalikan mata pelajaran TIK dan KKPI ke dalam struktur kurikulum 2013 yg direvisi. Kami tidak meminta yang lain. Dalam kajian ilmiah kami, mata pelajaran ini masih sangat dibutuhkan, apalagi bila nanti bapak mau melakukan ujian nasional dengan UN CBT menggunakan komputer. Tentu anak-anak sudah dibiasakan menggunakan komputer, karena tidak semua anak Indonesia memiliki komputer di rumahnya masing-masing. Prinsip kedailan harus ditegakkan dari kondisi Indonesia yg bervariasi.

Ketika bertemu bapak secara langsung, sudah kami sampaikan data akan pentingnya mata pelajaran TIK dan KKPI. Semoga bapak sudah membacanya, dan tidak menyerahkannya kepada pejabat lama yg tdk ingin TIK sebagai matpel.  Saat ini, ada yang masih beranggapan bahwa TIK hanya sebagai sebuah tools atau alat bantu pembelajaran dan tidak diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Padahal TIK terus berkembang dan tentu saja TIK sebagai ilmu seharusnya diberikan kepada peserta didik. TIK bukan beban tapi teman bagi mereka di pembelajaran abad 21. Bahkan literasi TIK sangat penting bagi mereka. Tak ada survey ke siswa dan guru agar matpel TIK dihapuskan dalam kurikulum 2013 dari kemdikbud.

Dari hasil wawancara dan hasil penelitian di sekolah-sekolah yang telah menyelenggarakan mata pelajaran TIK dan KKPI, tidak ada satu pun guru dan siswa yang meminta matpel TIK dan KKPI dihapuskan dalam kurikulum 2013. Mareka ingin mata pelajaran ini tetap ada dalam struktur kurikulum. Bahkan ketika seminar nasional tentang urgensi mata pelajaran TIK dan KKPI, kepala pusat kurikulum dan perbukuan, pak Ramon Mohandas saat itu mengatakan belum ada kajian secara ilmiah tentang penghapusan mata pelajaran TIK dan KKPI. Semuanya tergantung kepada pak Anies Baswedan bila TIK dan KKPI kembali menjadi mata pelajaran. Tapi sayang, kepala puskurbuk yg baru, pak cipto sumadi justru mengatakan kalau materi TIK memenjarakan anak.


Bapak Anies sering menyampaikan bahwa guru adalah manusia yang harus diperlakukan sebagai manusia, bukan sumber daya manusia.  Pelakuan pendidikan akan terus didorong dan dilatih dengan model pelatihan yang berfokus pada kompetensi, bukan berfokus pada administrasi, sebagaimana selama ini terjadi. Namun dalam diklat guru TIK ternyata hal itu masih terjadi, dan itu laporan dari kawan-kawan yang ikut diklat guru TIK.

Mari kita bangsa Indonesia berguru penerapan TIK sebagai Mata pelajaran pada negara-negara yang sudah menerapkannya, seperti di Amerika dengan computer science.

Penerapan TIK sebagai mata pelajaran, diharapkan TIK dapat secara utuh menjadi tools dan mindset. Alangkah bijak pengembangan TIK seiring dengan pengembangan keilmuan yang dituangkan dalam Mata pelajaran TIK sejak SD. TIK sebaiknya dipandang dari dua sisi, sebagai tools dan mindset. Pemisahan keduanya akan menjadi bom waktu bagi bangsa ini.

Permendikbud 68 dan 45 tentang peran guru TIK dan KKPI dalam kurikulum 2013 belum menyelesaikan permasalahan, karena TIK masih dianggap sebagai layanan atau bimbingan.

Jangan pernah melupakan sejarah Mapel TIK, banyak guru yang mulai mengajar TIK ketika TIK mulai menjadi Mapel. Guru-guru seperti itu, sekarang nasibnya belum terakomodir dalam permen. Mohon kiranya kebijakan pak Anies Baswedan.

Wijaya Kusumah
Blogger, Kompasianer, Guru, Trainer.